Friday, December 29, 2017

Pengertian sejarah secara umum, etimologi, sebagai ilmu,kisah,peristiwa, dan seni

Pengertian sejarah secara umum, etimologi, sebagai ilmu,kisah,peristiwa, dan seni

Definisi umum sejarah dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu sejarah mencakup tiga hal, yakni sebagian berikut.

1.      Asal, usul, keturunan, dan silsilah
2.      Kejadian dan peristiwa yang bener-bener terjadi pada masa lampau; hikayat; tambo
3.      Pengetahuan atau uraian tentang kejadian dan peristiwa yang benar benar terjadi pada masa lampau
Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun yang artinya ‘pohon’. Sebagai simbol kehidupan, pohon, dari akar sehingga daunnya saling berkaitan. Seperti pohon, sejarah pada setiap peristiwanya berkaitan dan memengaruhi masa yang akan datang. Definisi ini juga merujuk pada silsilah raja atau dinasti pada masa lalu.

Dalam bahasa Inggris, sejarah disebut dengan history yang diserap dari bahasa Yunani, yakni historia. Adapun dalam bahasa Jerman, disebut dengan geschichte dan dalam bahasa Belanda disebut dengan geschiendenis. Semua definisi tersebut mempunyai makna yang hamper sama, yaitu penyelidikan, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian informasi mengenai peristiwa masa lampau manusia.
Secara terminologis, para sejarawan juga mempunyai pendapat masing-masing mengenai definisi sejarah, antara lain sebagai berikut:

·         Herodotus (484-425 SM) mendefinisikan sejarah bukan berkembang dan bergerak lurus kedepan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak melingkar,yang tinggi dan rendahnya lingkaran disebabkan oleh keadaan manusia itu sendiri.
·         Ibnu khaldun (1332-1406M) mendifinisikan sejarah sebagai catatan tentang manusia dan peradabannya dengan seluruh proses perubahan secara nyata dengan segala sebab dan akibatnya.
·         R.G. Collingwood (1889-1943) mendefinisikan sejarah sebagai penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan manusia pada masa yang lampau.
·         Leopold von Ranke menyatakan sejarah yang ditulis haruslah sebagaimana peristiwa itu terjadi ( wie es eigentlich gewesen ist )
·         Sartono Kartodirdjo (1921-2007) menyatakan sejarah pada hakikatnya dibatasi oleh dua hal, yaitu sejarah dalam arti objektif dan sejarah dalam arti subjektif. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Adapun sejarah dalam arti objektif adalah proses sejarah dalam aktualitasnya, merujuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri.

Sejarah sebagai Ilmu
Sebagai Ilmu, sejarah termasuk ilmu-ilmu empiris (bahasa Yunani empiria yang berarti pengalaman), artinya sejarah bersandar pada pengamalan manusia yang sebenarnya , baik pengalaman indrawi maupun pengalaman batiniah (kepercayaan, nilai, norma, etos, pandang hidup, dan lain-lain). pengalaman itu direkam dalam dokumen, baik dokumen tertulis maupun dokumen tidak tertulis.
Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai suatu peristiwa memiliki sifat objektif dan unik. Objektif artinya sejarah sebagaimana terjadi (histoire realite). Adapun unik artinya peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali (einmaligh), tidak terulang lagi.
Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah adalah hasil penelitian sejarawan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau menggunakan metode penelitian sejarah. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada tahapan penafsiran dan interpretasi.
Sejarah sebagai Seni

Sejarah sebagai seni berhubungan erat dengan cara penyampaian kisah sejarah dalam bentuk tulisan. Sejarah memerlukan intuisi dan imajinasi, melibatkan emosi, serta menggunakan gaya bahasa yang khas , cenderung kaku. Pelopor penggunaan unsur seni dalam sejarah adalah George Mascauly Travelyan. Menurut pendapatnya , penulisan sejarah memerlukan unsur seni agar lebih menarik (tidak kaku) dan tidak membosankan.

No comments:

Post a Comment