Pengertian
sejarah secara umum, etimologi, sebagai ilmu,kisah,peristiwa, dan seni
Definisi
umum sejarah dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu sejarah
mencakup tiga hal, yakni sebagian berikut.
1. Asal, usul, keturunan, dan
silsilah
2. Kejadian dan peristiwa
yang bener-bener terjadi pada masa lampau; hikayat; tambo
3. Pengetahuan atau uraian
tentang kejadian dan peristiwa yang benar benar terjadi pada masa lampau
Secara
etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun yang artinya ‘pohon’. Sebagai simbol kehidupan, pohon,
dari akar sehingga daunnya saling berkaitan. Seperti pohon, sejarah pada setiap
peristiwanya berkaitan dan memengaruhi masa yang akan datang. Definisi ini juga
merujuk pada silsilah raja atau dinasti pada masa lalu.
Dalam
bahasa Inggris, sejarah disebut dengan
history yang diserap dari bahasa Yunani, yakni historia. Adapun dalam bahasa Jerman, disebut dengan geschichte dan dalam bahasa Belanda
disebut dengan geschiendenis. Semua
definisi tersebut mempunyai makna yang
hamper sama, yaitu penyelidikan, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian
informasi mengenai peristiwa masa lampau manusia.
Secara
terminologis, para sejarawan juga mempunyai pendapat masing-masing mengenai
definisi sejarah, antara lain sebagai berikut:
·
Herodotus (484-425 SM) mendefinisikan sejarah
bukan berkembang dan bergerak lurus kedepan dengan tujuan yang pasti, melainkan
bergerak melingkar,yang tinggi dan rendahnya lingkaran disebabkan oleh keadaan
manusia itu sendiri.
·
Ibnu khaldun (1332-1406M) mendifinisikan sejarah
sebagai catatan tentang manusia dan peradabannya dengan seluruh proses
perubahan secara nyata dengan segala sebab dan akibatnya.
·
R.G. Collingwood
(1889-1943) mendefinisikan sejarah sebagai penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan
manusia pada masa yang lampau.
·
Leopold von Ranke menyatakan sejarah yang
ditulis haruslah sebagaimana peristiwa itu terjadi ( wie es eigentlich gewesen ist )
·
Sartono Kartodirdjo
(1921-2007) menyatakan sejarah pada hakikatnya dibatasi oleh dua hal, yaitu sejarah
dalam arti objektif dan sejarah dalam arti subjektif. Sejarah dalam arti
subjektif adalah suatu bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau
cerita. Adapun sejarah dalam arti objektif adalah proses sejarah dalam
aktualitasnya, merujuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri.
Sejarah sebagai Ilmu
Sebagai
Ilmu, sejarah termasuk ilmu-ilmu empiris (bahasa Yunani empiria yang berarti pengalaman), artinya sejarah bersandar pada
pengamalan manusia yang sebenarnya , baik pengalaman indrawi maupun pengalaman
batiniah (kepercayaan, nilai, norma, etos, pandang hidup, dan lain-lain).
pengalaman itu direkam dalam dokumen, baik dokumen tertulis maupun dokumen
tidak tertulis.
Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah
sebagai suatu peristiwa memiliki sifat objektif dan unik. Objektif artinya
sejarah sebagaimana terjadi (histoire
realite). Adapun unik artinya peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali (einmaligh), tidak terulang lagi.
Sejarah sebagai Kisah
Sejarah
sebagai kisah adalah hasil penelitian sejarawan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau menggunakan metode penelitian sejarah.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pada tahapan penafsiran dan interpretasi.
Sejarah sebagai Seni
Sejarah
sebagai seni berhubungan erat dengan cara penyampaian kisah sejarah dalam
bentuk tulisan. Sejarah memerlukan intuisi dan imajinasi, melibatkan emosi,
serta menggunakan gaya bahasa yang khas , cenderung kaku. Pelopor penggunaan
unsur seni dalam sejarah adalah George Mascauly Travelyan. Menurut pendapatnya ,
penulisan sejarah memerlukan unsur seni agar lebih menarik (tidak kaku) dan
tidak membosankan.
No comments:
Post a Comment